Sabtu, 12 November 2016

Cerita Kelam di Balik Canggihnya Kereta Bawah Tanah Jepang

"Cerita Kelam di Balik Canggihnya Kereta Bawah Tanah Jepang Sampai kini, jaringan kereta di Jepang populer ke semua dunia lantaran ketepatan waktunya. Di ibukota Tokyo, nyaris 40 juta penumpang memakai transportasi kereta sehari-hari. Bahkan juga jumlah ini semakin banyak dari pemakai bus atau mobil pribadi.

Dari jumlah itu lalu terdaftar sejumlah 22 % atau 8, 7 juta orang memaanfaatkan kereta bawah tanah.

Jaringan kereta bawah tanah di Tokyo adalah satu keajaiban transportasi. Kereta akan tiba tiap-tiap lima menit sekali pada jalur tidak sama. Sedang pada puncak aktivitas kereta jadi dapat datang lebih cepat yakni sekitaran 2-3 menit sekali. Lalu sejumlah 24 kereta akan tiba dalam satu arah.

Walau beberapa puluh kereta sudah dikerahkan namun masih tetap saja bakal penuh sesak, terlebih di jam repot. Diambil dari laman Kementerian Pertahanan, Infrastruktur serta Transportasi Jepang, data di th. 2007 merinci tingkat kemacetan di setiap stasiun tidak sama. Serta seperti yang tampak pada bebrapa photo di bawah ini kalau nyaris semuanya kereta jalan 200 % melebihi kemampuan.

Untuk bikin kereta dapat menyimpan sampai 2 x lipat, stasiun mempekerjakan staf mengenakan seragam yang di kenal sebagai oshiya. Mereka yaitu beberapa orang yang bertugas mendorong masuk penumpang yang sudah berjejal supaya muat sebanyak-banyaknya ke arah dalam.

Hiiieee.. Lebih seram dari keadaan penumpang KRL di Indonesia nyatanya ya. Pasalnya beberapa oshiya ini betul-betul tega mendorong penumpang dengan sekuat tenaga. Dengan kenakan sarung tangan putih, mereka tampak memaksa penumpang masuk lebih dalam supaya tak terjepit pintu kereta.

Pertama kalinya mereka dibawa ke Stasiun Shinjuku, Tokyo serta dikenalkan sebagai Staff Penyusunan Penumpang. Serta beberapa besar terbagi dalam mahasiswa yang bekerja paruh saat. Staf ini cuma kerjakan pekerjaan mereka di jam-jam repot saja.

Sampai sekarang ini, kehadiran mereka tetaplah tak disenangi lantaran di kenal sukai mendorong penumpang seperti seseorang musuh. Bahkan juga mereka sering memperoleh julukan sebagai 'pengepak sarden'. Kebrutalan beberapa staf terkadang disorot juga kabar berita nasional.

Tetapi seiring waktu berjalan, kereta mulai dirubah jadi lebih modern dengan kontrol pintu automatis. Hingga oshiya mulai banyak yang kehilangan pekerjaan pada 1920.

Narasi ini kembali menyeruak ke muka umum sesudah seseorang fotografer Hong Kong pada 2012 silam mengadakan pameran photo bertopik Tokyo Compression. Di mana bebrapa photo yang dipertunjukkan tunjukkan ekspresi trauma serta sedih dari beberapa penumpang. Beberapa tampak begitu kesakitan lantaran sangat mepet dengan kaca jendela kereta.

Foto-foto ini tunjukkan begitu mengerikan serta memalukan kondisi didalam kereta bawah tanah. Badan penumpang demikian berdesakan pada keduanya serta umumnya orang tidak bisa bergerak.

Beberapa orang yang bertubuh pendek berisiko terinjak oleh yang semakin besar. Diluar itu waktu turun juga mereka kesusahan mengambil langkah keluar. Belum lagi kesusahan evakuasi waktu berlangsung keadaan darurat seperti kebakaran. Beberapa penumpang juga berisiko jadi korban tindak kriminalitas seperti pencopetan serta pelecehan seksual.

(Sumber : Amusingplanet. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar